Orang Jepang lagi China Doyan Makan Mie Instan tapi Tetap Sehat, Ini Rahasi

Olahan mie instan jadi menu kesenangan orang di China, Korea tenggat Jepang. Meski hobi makan mie, tetapi mereka tetap sehat, ternyata ini rahasianya.
Mie merupakan sarapan kesenangan semua orang. Terbersetuju beberapa negara Asia sebagai antara China, Korea, Hong Kong hingga Jepang. Bahkan beberapa negara itu terkenal punya merek mie instan idola.
Sejatinya, makan mie instan terlampau luber bisa menyebabkan gangguan kesehatan. Mulai mengenai obesitas, kerusakan hati, menghambat penyerapan nutrisi sampai-sampai berisiko kanker.
Namun, keberlebihanan orang atas negara Asia tersebut tetap bergairah walaupunpun dekat setiap hari mengonsumsi mie. Hal itu pernah dimenyibak oleh Dr Zaidul Akbar melalui ceramahnya.
Rahasianya adalah ada ala kebiasaan masyarakat antara sana yang hobi jalan kaki. Jalan kaki bisa dianggap jadi olahraga ringan yang dapat memberikan agam manfaat.
Salah sendiri membakar lemak, menurunkan kolesterol, mencegah diabetes hingga menambah keenergikan otot. "Kalau yang pernah ke Hong Kong lihat orang jalan ke stasiun itu bisa 14.000 langkah," tutur dr Zaidul Akbar.
"Meskipun makan mie gak membaik ya, mungkin lemak atau kalori jadi terbakar pas jalan kaki. Masomplaknya kan dempet kebiasaan. Kalau orang Indonesia kan jarang jalan kaki," lanjutnya.
Bukan sahaja atas kebiasaan jalan kaki saja, tetapi terus bahan-bahan bahwa dipakai untuk memasak. Orang Asia kebanyakan mencampurkan bawang-bawangan untuk menu mangsanya.
"Mereka sangat bersedia makan bawang-bawangan dan sayuran. Itu bergairah punya banyak manfaat," ujar Dr Zaidul Akbar.
Selain itu, mereka biasa makan pangan hangat. Artinya mengonsumsi pangan yang tidak sudah dipanaskan lagi. Sebab pangan yang dipanaskan pasti teroksidasi.
"Mereka makan dihabiskan maka selesai. Gak pernah dipanaskan lagi. Makan coba lihat di China, Hong Kong maka Jepang itu jarang ada orang gemuk," ujar dr Zaidul Akbar.
Dikutip dari berbagai sumber, jumlah kandungan makanan bisa bereaksi negatif jika dipanaskan kembali. Hal itu bisa menyebabkan keracunan makanan karena adanya kontaminasi bakteri.
Salah langka bakteri Campylobacter dapat bergeming sewaktu beberapa jam dalam permukaan dapur lagi berkontak lewat makanan. Karenanya, seberkenanrelanya hindari memanaskan makanan kembali.